Loading

Saturday, May 4, 2013

The Rain, the Sky and the Sea



Arak-arakan misteri di hamparan singgasana samudera  mulai berlari meninggalkan persinggahannya. Perlahan tapi pasti, arak-arakan itu mulai menutupi wajah indah singgasana samudera membuat mimik wajahnya berubah seketika. Tampak senyum cahaya yang muncul disudut bibirnya berubah menjadi guratan kepedihan yang mendalam. Arak-arakkan semakin lama semakin bersemangat menggencar kebahagiaan kehidupan singgasana. 

Hingga tak disangka, butiran kristal para bidadari pun sedikit demi sedikit mulai menerjang. Menutupi kepedihan luka sang kehidupan singgasana dan mulai memenuhi samudera kelabu yang terbentang luas di bawahnya. Mulai menampung Kristal kehidupan abadi itu sedikit demi sedikit. Hingga samudera kelabu pun mulai berulah. Dengan kekuatannya, ia berhasil menghempaskan kepingan tubuhnya ke badan bebatuan.

Siapa sangka kepedihan yang begitu dalam, tergantikan oleh pelita sang surya yang mulai mencari celah untuk menghangatkan singgasana. Perlahan tapi pasti , bulir Kristal abadi itupun mulai berhenti dan berubah menjadi kehangatan bertubi-tubi. Siapa sangka , samudera kelabu yang tertekan pun ikut merasakan kehangatan jiwa di tubuhnya. Dan siapa sangka sang pelita siang terdenyum malu pada mereka. Tak ayal mereka saling memperlihatkan bentuk serupa mereka yang sama tapi berbanding terbalik. Dan warna biru itu menandakan kesedihan dan keceriaan di satu waktu.



SNOW ELF
^_^

No comments:

Post a Comment